Selasa, 02 Januari 2018

Tugas 12

36 Tipe Kepribadian Manusia Menurut Psikologi

Sponsors Link
Sejak awal pengakuannya sebagai sebuah ilmu pada tahun 1879, psikologi terus mengalami perluasan menjadi berbagai macam cabang dan bidang. Ini dikarenakan perilaku manusia yang begitu beragam dan pemikiran yang berbeda-beda dari para ilmuwan dalam memandang pola perilaku manusia tersebut.
ads
Dari berbagai perspektif itu, kemudian psikologi dibagi dalam bidang-bidang berikut : psikologi pendidikan , psikologi olahraga, psikologi kepribadian, psikologi remaja, psikologi sosial, psikologi islam, psikologi kesehatan dan seterusnya. Koeswara mengungkapkan bahwa psikologi kepribadian merupakan bidang yang cangkupan pembahasannya paling luas.
Dalam artikel ini, akan dipaparkan gambaran umum tentang definisi hingga tipe-tipe dalam psikologi kepribadian manusia.
Baca juga: Psikologi Perkembangan
Definisi Tentang Kepribadian
Pada zaman Yunani kuno, topeng merupakan perlengkapan yang digunakan oleh para aktor sandiwara. Karakter yang dimainkan oleh para aktor adalah menampilkan kepribadian atau karakter sesuai dengan topeng yang digunakan. Dalam hal ini, topeng menggambarkan tentang siapa, apa, mengapa dan bagaimana perilaku seseorang.
Topeng dalam bahasa Yunani adalah persona, yang kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi personality. Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tertanam dalam diri manusia.
Dorland mengemukakan tentang makna kepribadian, beliau menyampaikan bahwa kepribadian adalah sebuah pola unik seseorang dalam proses berpikir, merasakan dan melakukan tindakan yang cenderung stabil dan terprediksi.
Kepribadian juga didefinisikan sebagai kecenderungan sejak lahir (herediter) yang dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, sehingga berpengaruh pada kejiwaan dan tindakannya dalam kehidupan. Hal ini merupakan pandangan kepribadian dari Weller.
Pendapat berikutnya datang dari ahli kepribadian bernama Allport, menurutnya kepribadian merupakan sebuah sistem psikofisis dalam diri seseorang yang bersifat dinamis, sehingga menimbulkan cara khas individu dalam menyesuaikan dirinya dalam lingkungan.
Pengertian lainnya datang dari David Krech & Richard S. Cruthcfield yang menyatakan bahwa kepribadian merupakan sebuah intergrasi dari karakter yang dimiliki seseorang dalam sebuah kesatuan yang khas, sehingga seseorang tersebut dapat memodifikasi dan menentukan penyesuaian diri. (dari lingkungan disekelilingnya yang selalu berubah).
Baca juga:
Adolf Heuken, S,J dan kawan-kawannya memberikan pandangan bahwa kepribadian berarti pola menyeluruh yang ada pada individeu, termasuk kemampuan, perbuatan dan kebiasannya. Juga termasuk aspek jasmani, mental, spiritual dan emosi.
Dari berbagai pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian memiliki inti-inti definisi sebagai berikut ini :
  • Kepribadian adalah sebuah kesatuan yang terintegrasi, dimana terdiri dari aspek psikis dan fisik. Aspek psikis contohnya kecerdasan, sifat, tindakan, minat, cita-cita, bakat, pola pikir, idealisme dll. Sedangkan aspek fiisk meliputi bentuk tubuh, kesehatan jasmani dll.
  • Kesatuan yang terintegrasi tersebut kemudian berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekeliling seseorang sehinga muncul pola tingkah laku atau perilaku yang khas seseorang.
  • Kepribadian itu bersifat dinamis (dapat berubah-ubah), meskipun dalam tiap perubahan-perubahannya, seseorang memiliki pola yang sifatnya khas (tetap).
  • Kepribadian dalam diri manusia diwujudkan dalam rangka pemenuhan tujuan yang ingin diraih oleh manusia tersebut.
  • Kepribadian merupakan sesuatu yang berjangka lama. Artinya ia akan menggambarkan sifat seseorang dalam kurun waktu yang relatif lama.
  • Kepribadian digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan perbedaan antar individu.
Konsep-Konsep Pendukung Psikologi Kepribadian Manusia
Menurut Alwisol, Untuk memahami ilmu kepribadian, ada beberapa konsep yang harus dipahami. Karena kepribadian merupakan interaksi yang melibatkan aspek-aspek karakter, temperamen, sifat-sifat, ciri dan kebiasaan. Berikut penjelasan singkatnya :
  1. Karakter (Character), Sebuah gambaran perilaku yang menunjukkan nilai-nilai (benar atau salah dan baik atau buruk) secara jelas (eksplisit) dan samar (implisit).
  2. Temperamen (Temperament), Sebuah kepribadian yang berhubungan dengan determinasi unsur biologis maupun fisiologis.
  3. Sifat-Sifat (Traits), kecenderungan respon yang sama terhadap rangsangan atau stimulasi yang senada. Sifat-sidat ini berlangsung dalam jangka waktu yang cenderung lama.
  4. Ciri (Type attribute), Hampir mirip dengan penejlasan sifat-sifat. Yang membedakan hanya dari sisi rangsangan atau stimulasi yang lebih terbatas.
  5. Kebiasaan (Habits), Adalah respon seseorang yang sama dan cenderung berulang-ulang untuk rangsangan / stimulus yang sama.
Baca Juga : Kode Etik Psikologi
ads
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepribadian
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang dinamis atau cenderung dapat berubah-ubah, hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Perubahan kepribadian seseorang tidak dapat terjadi secara begitu saja, tapi dikarenakan hasil proses pengamatan, pengalaman, usia,  intervensi dari luar (lingkungan sekitar – sosial budaya) maupun individu lain. Berikut faktor-faktornya :
  1. Pengalaman Awal, Freud menyatakan bahwa peran masa kecil (kanak-kanak) bahkan sejak lahir seperti trauma kelahiran adalah pengalaman yang sulit dilupakan dalam ingatan. Bisa jadi seseorang tidak ingat betul apa yang sudah terjadi pada dirinya waktu kecil, namun ternyata memeori tersebut bisa tersimpan di alam bawah sadar. (Baca : Teori Belajar dalam Psikologi)
  2. Lingkungan (Budaya), seseorang harus menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang dari kebudayaan yang berlaku dilingkungannya dalam pengembangan pola kepribadian dirinya.
  3. Kondisi Fisik, keadaan yang menimpa fisik seseorang seperti kelelahan, kekurangan gizi, penyakit tahunan, gangguan pada kelenjar endoktrin ke tiroid akan membuat seseorang merasakan perasaan negative pada dirinya. Misalnya saja, menjadi pemarah, hiperaktif atau bahkan depresi.
  4. Daya Tarik, jika sebuah lingkungan mengatakan bahwa seseorang memiliki daya Tarik tertentu. Hal ini akan membuat sikap sosial yang menguntungkan bagi seseorang yang dianggap menarik tersebut. Sehingga hal ini akan membentuk kepribadian tertentu pada orang tersebut. (Baca juga: Kepribadian Ganda)
  5. Kecerdasan, sering kali seseorang yang memiliki prestasi dalam hal kecerdasan akan mendapatkan penghargaan dan pujian dari banyak orang. Ada beberapa kasus yang memungkinkan seseorang menjadi sombong dan membuat orang yang berada dibawahnya merasa menjadi orang yang bodoh.
  6. Emosi, seseorang yang tidak stabil emosinya dan cenderung meledak-ledak, akan menjadikan individu tersebut sebagai orang yang murung dan kasar perangainya.
  7. Nama, sebuah nama ternyata dapat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Tergantung apakah asosiasi nama tersebut cenderung mengarah pada hal yang menyenangkan atau tidak. Misalnya saja sebutan dan julukan yang buruk akan menjadikan seseorang untuk berperilaku seperti namanya.
  8. Keberhasilan atau Kegagalan, Pribadi akan tumbuh dengan adanya fase keberhasilan dan kegagalan. Jika seseorang mendapatkan kesuksesan, maka hal ini akan berpengaruh kepada konsep yang ada dalam diri orang tersebut.
  9. Penerimaan Sosial, jika seseorang diterima dalam lingkungan sosialnya, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada kepribadiannya dikarenakan rasa kepercayaan diri yang dimilikinya.
  10. Lingkungan Keluarga, Sama seperti penerimaan sosial, atmosfer keluarga dimana seseorang tumbuh menjadi salah satu pilar dasar pembentukan kepribadian seseorang.
  11. Perubahan Fisik, perubahan fisik juga bisa menjadi salah satu faktor pembentukan kepribadian seseorang. Misalnya saja pertumbuhan usia manusia.
Baca juga: Hakikat Manusia dalam Prespektif Psikologi
Usaha-Usaha Dalam Mempelajari Kepribadian Seseorang
Ada berbagai cara untuk dapat mempelajari kepribadian seseorang. Sejak dahulu, para ahli telah menggunakan bermacam cara mulai dari yang sifatnya tradisional (pendekatan non-ilmiah), maupun sifatnya modern (pendekatan ilmiah).
Berikut ini akan dipaparkan cara tradisional yang menggunakan pendekatan spekulatif (tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah). Pengetahuan ini dikenal juga sebagai pseudo science (ilmu semu), penjelasannya sebagai berikut :
  1. Chirologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui gurat atau garis tangan
  2. Astrologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui fenomena perbintangan atau benda angkasa, juga fenomena yang terjadi di alam yang berkaitan juga dengan tanggal kelahiran seseorang.
  3. Grafologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui bentuk-bentuk atau karakter tulisan tangan.
  4. Phisiognomi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui karakter bentuk wajah.
  5. Phrenologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia berdasarkan karakter bentuk tengkorak seseorang.
  6. Onychology, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia berdasarkan karakter bentuk kuku.
Baca juga:
Sedangkan dalam pendekatan ilmiah, ilmu ini juga populer dengan tipologi. Secara pengertian, tipologi merupakan pengetahuan yang digunakan dalam mempelajari kepribadian manusia, dengan mengklasifikasikan manusia menjadi tipe tertentu. Penggolongan ini berdasarkan beberapa faktor diantaranya adalah karakter secara psikis, fisik, pengaruh budaya atau kebiasaan dsb.
  1. Tipologi Konstitusi (Fisik), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan aspek atau keadaan jasmaniah manusia tersebut (fisik luar dan organ dalam).
  2. Tipologi Temperamen (Psikis), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan karakter kejiwaannya.
  3. Tipologi Berdasarkan Nilai Kebudayaan (Kebiasaan), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai kebudayaan (system nilai). Spranger menggolongkannya dalam enam bidang : Pengetahuan, ekonomi, kesenian, keagamaan, kemasyarakatan dan politik.
Baca juga:
Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi menurut Para Ahli
Berikut beberapa Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi menurut para ahli, diantaranya:

A. Tipe Kepribadian Manusia Menurut Hippocrates & Galenus

Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi pertama kali digaungkan pada tahun 460-370 Sebelum Masehi oleh Hipppocrates. Beliau memiliki pandangan bahwa alam semesta terdiri dari empat unsur (kering, basah, dingin dan panas). Dan keempat hal ini diyakini juga terdapat dalam diri manusia, yaitu :
  • Sifat kering (chole/empedu hitam).
  • Sifat basah (melanchole/empedu hitam).
  • Sifat dingin (plegma/lendir).
  • Sifat panas (sanguis/darah).
Kemudian pendapat ini dikembangkan oleh Galenus yang mengemukakan adanya dominasi salah satu cairan diatas akan menyebabkan munculnya kepribadian khas pada diri seseorang. Beliau kemudian mengklasifikasikan kepribadian manusia berdasarkan aspek temperamen dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Koleris 
Individu yang memiliki kepribadian koleris cenderung mempunyai kemampuan Leadership atau jiwa memimpin yang bagus. Hal ini dikarenakan kepribadian ini mudah menentukan sebuah keputusan. Individu yang berkepribadian  koleris mempunyai tujuan yang fokus untuk ke depannya juga selalu produktif dan dinamis.
Koleris juga merupakan pribadi yang suka akan kebebasan dan akan selalu bekerja keras selama hidupnya. Namun, sisi negatifnya, tipe kepribadian ini cenderung memerintah karena sifat kepemimpinannya, tidak mudah untuk mengalah, sangat suka dengan pertentangan, mudah tersulut emosi, tergesa – gesa, dan cenderung keras kepala karena kemauannya yang keras.
Selain itu, tipe koleris merupakan pribadi yang bersemangat, optimis, mandiri, visioner, memiliki kemauan keras, tegas, memiliki jiwa kepemimpinan, dominan, cenderung ceroboh, sarkas dan dingin.
2. Melankolis
Individu yang memiliki kepribadian melankolis cenderung analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak suka menjadi perhatian, serius, artistik, sensitif serta rela berkorban. Namun, tipe ini cenderung fokus pada cara atau proses ketimbang tujuan.
Individu dengan tipe melankolis pun kurang bisa menyuarakan opininya, cenderung melihat masalah dari sisi negatif, dan sering disebut anti sosial karena kemampuan bersosialisasi yang kurang baik. Dibalik itu semua, Banyak orang yang melankolis cenderung sukses menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.
3. Plegmatis
Tipe plegmatis merupakan pribadi yang selalu cinta damai dengan menjadi netral dalam segala kondisi konflik tanpa memihak kubu. Dalam kehidupan sosialnya, pribadi plegmatis cenderung senang berperan sebagai pendengar yang baik daripada berperan sebagai pelaku cerita.
Kemudian, Individu dengan tipe plegmatis memiliki selera humor yang bagus walau terkadang terdengar sarkatik (sifat humor yang menyinggung atau mengejek), Suka keteraturan, mudah bergaul, cenderung suka mencari jalan pintas.
Negatifnya, Individu dengan tipe koleris tidak suka dipaksa, cenderung menunda sesuatu hal dan tidak cepat tertarik terhadap hal-hal baru.  Disamping itu, tipe plegmatis cenderung Objektif, emosinya stabil, sistematis, efisien, dapat diandalkan, tenang, kurang memiliki motivasi, egois, tidak tegas, penakut, suka khawatir, tidak mudah dipengaruhi, setia.
4. Sanguinis
Tipe ini cenderung memiliki sifat sedikit seperti anak-anak. Individu dengan tipe Sanguin kebanyakan tidak menemukan masalah dalam kehidupan sosialnya. Hal ini di karenakan sanguin sejatinya mudah bergaul dan akrab walau dengan orang yang baru dikenal. Kemudian, dibandingkan dengan tipe lain, individu dengan kepribadian Sanguin sangat suka bicara, dan mudah untuk mengikuti sebuah kelompok.
Di balik sisi positifnya, individu ini cenderung agak sulit untuk fokus pada suatu hal, egois, pelupa, suka terlambat, dan  sering membesar – besarkan hal yang kecil. Sanguinis banyak dinilai sebagai pribadi yang ramah, responsive, hangat, antusias, dapat mencairkan suasana, suka bicara, kurang disiplin, pelupa.
Baca juga:

B. Kepribadian Manusia Menurut Florence Littauer

Pada dasarnya penggolongan yang dilakukan Littauer dalam bukunya personality plus adalah penjabaran mendetail tentang kepribadian manusia berdasarkan teori Hippocrates dan Galenus. Bahwa seseorang berpeluang memiliki kepribadian campuran sebagai berikut :
  1. Campuran Alami : Sanguinis-Koleris dan Melankolis-Plegmatis
  2. Campuran Pelengkap : Koleris-Melankolis dan Sanguinis-Plegmatis
  3. Campuran Berlawanan : Sanguinis-Melankolis dan Koleris-Plegmatis

C. Tipe Kepribadian Manusia Carl Gustav

Psikolog asal Swiss ini membagi dan menggolongkan kepribadian seseorang berdasarkan sikap natural individual mereka. Secara umum beliau membaginya ke dalam tiga golongan : Introvert, Ekstrovert dan Ambivert. Berikut penjelasannya :
1. Tipe Introvert
Carl Gustav mendefinisikan introvert sebagai sikap individu dengan pandangan subjektif dalam setiap memahami dan memandang kehidupan. Sehingga dalam kenyataanya, tipikal manusia yang memiliki karakter ini lebih suka bekerja sendiri.
Mereka juga tampak pendiam karena memang menyukai suasana tenang dan selalu berpikir kedalam diri (reflektif). Intovert juga menggambarkan sebuah kepribadian orang yang selalu berpikir secara analitis dan mendalam.
Bagi seorang introvert, suasana tanpa melibatkan interaksi yang terlalu banyak bersama orang lain adalah sesuatu yang didambakan. Tidak heran banyak yang beranggapan bahwa orang dengan kepribadian introvert adalah orang yang kurang ramah.
2. Tipe Ekstrovert
Tipe ekstrovert merupakan inversi dari kepribadian introvert. Seseorang dengan karakter ini menyukai hal-hal yang melibatkan orang lain. Berada dalam komunitas dan aktivitas sosial merupakan hal yang menyenangkan bagi orang ekstrovert.
Individu ini biasanya dikenal sebagai pribadi yang supel dan komunikatif. Mereka juga membuka dirinya dengan mudah bercerita kepada orang lain. Mereka ini mampu beradaptasi dengan mudah.
3. Tipe Ambivert
Carl mengatakan bahwa tipe ambivert adalah gabungan antara karakter intovert dan ekstrovert. Orang dengan kepribadian ini seringkali disalahpahami sebagai orang yang mudah sekali berubah-ubah (pendiriannya).
Misalnya saja, seseorang dengan karakter ambivert akan terlihat nyaman dengan keramaian, namun juga ia dapat menemukan kesenangan dalam kesendiriannya. Ciri lainnya, mereka terkadang tampil sebagai orang yang banyak bicara, dan di lain waktu menunjukkan sikap yang pendiam. Ini dikarenakan tipe kepribadian ambivert menyesuaikan dirinya dengan siapa mereka berinteraksi.
Jika mereka berhadapan dengan introvert, maka ia akan lebih aktif dan komunikatif. Begitu juga sebaliknya jika mereka berhadapan dengan ekstrovert, mereka cenderung memilih menjadi orang yang pasif.

D. Kepribadian Manusia Menurut John L. Holland

Holland mengelompokkan Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi dengan menilai aspek pemilihan pekerjaan seseorang. Beliau mengatakan bahwa sebuah pekerjaan yang diambil merupakan interaksi antara faktor bawaan (hereditas) dengan faktor budaya, lingkungan sosial, keluarga.

Tugas 11

Belajar Psikologi Kepribadian, Untuk mengenal Seseorang Lebih Dalam

Postingan Belajar Psikologi kepribadian ini adalah salah satu materi dari serial panduan saya yang berjudu
Nah salah satu cara untuk dapat membaca orang adalah dengan mengetahui karakter atau sifat orang tersebut, dan jawabannya adalah dengan belajar psikologi kepribadian.
belajar psikologi kepribadian

Belajar Psikologi Kepribadian

Psikologi kepribadian mudahnya adalah mempelajari ilmu psikologi yang mempelajari tentang kepribadian seseorang yang dalam bahasa inggris disebut personality.
Tujuan dari kita belajar ilmu psikologi kepribadian tentunya agar kita mengetahui tipe-tipe kepribadian manusia. Sehingga kita mampu memahami orang lain,
Karena apapun yang tindakan seseorang tentunya dipengaruhi oleh kepribadiannya. Dalam memutuskan untuk bersikap atau menentukan pilihan-pilihannya.
Saat kita mengerti gambaran besar tentang kepribadian manusia, kita bisa menggolongkan tipe kepribadian orang tersebut. Sehingga bisa juga kita gunakan untuk menarik kesimpulan apa sih yang sebenarnya dia pikirkan saat ini.
Membandingkan kondisi saat ini dan kepribadian orang tersebut.
Nah, bagaimana kita mengenali kepribadian orang tersebut?

A.  Apa sih kepribadian (personality) itu?

Dalam belajar psikologi kepribadian tentunya anda juga harus tahu makna kepribadian sendiri.
Yang maknanya terkadang masih rancu di benak masyarakat. Ada beberapa kata yang masih di jadikan sinonim dari kepribadian. Padahal arti mereka berbeda satu sama lain. misalnya,
Karakter (Character) berbeda dengan personality. Padahal Karakter lebih merupakan  penggambaran tingkah laku yang bisa di nilai baik buruknya, benar salahnya.
Kemudian watak (Disposition) , adalah sebuah karakter yang kentara sekali dari seseorang. Yang telah di miliki lama dan tidak berubah-ubah. Contoh, Watak anak itu pemarah.
Sifat (Traits) , adalah sebuah respon yang kita berikan pada suatu kejadian atau keadaan yang menimpa kita. Kejadian yang persis dan respon yang sama berarti itu menandakan sifat kita. Misal, sari orangnya itu mudah tersinggung.
Ciri (Type-Attribute) , ini mirip dengan sifat namun dalam stimulan (kejadian atau keadaan yang membuat kita meresponnya) yang lebih terbatas lagi, tidak dalam cakupan yang seluas sifat. Andi orangnya pemalu jika berhadapan dengan cewek.
Kebiasaan (habit), adalah sebuah tindakan yang kita lakukan berulang-ulang dari stimulan yang sama. Contoh Tono selalu saja terlambat 5 menit saat sekolah.
Nah lantas kepribadian itu apa sih? berikut ini saya temukan beberapa pengertian dari pakar yang telah di kumpulkan oleh

Beberapa contoh definisi kepribadian:

Kepribadian adalah :
  1. Nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan (Hilgard & Marquis)
  2. Kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuannya bertahan dan membuka diri, kemampuan memperoleh pengalaman (Stern)
  3. Organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik seorang yang menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya (Allport)
  4. Pola trait-trait yang unik dari seseorang (Guilford)
  5. Seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi (Pervin)
  6. Seperangkat karakteristik dan kecenderungan yang stabil, yang menentukan ke-umuman dan perbedaan tingkah laku psikologik (berpikir, merasa, dan gerakan) dari seseorang dalam waktu yang panjang dan tidak dapat dipahami secara sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologic saat itu (Mandy atau Burt)
  7. Lembaga yang mengatur organ tubuh, yang sejak lahir sampai mati tidak pernah berhenti terlibat dalam pengubahan kegiatan fungsional (Murray)
  8. Pola khas dari fikiran, perasaan, dan tingkah laku yang membedakan orang satu dengan yang lain dan tidak berubah lintas waktu dan situasi (Phares)
Yah, mungkin akan sedikit membingungkan. tapi intinya kepribadian adalah sesuatu tingkah laku yang unik dari diri setiap orang. Mereka lebih tanpa ada pengaruh apapun, seperti kata pepatah “udah dari sononya” hehe.
Setidaknya dalam belajar psikologi kepribadian anda tahu gambaran makna dari kepribadian itu sendiri.

B. Macam-Macam Kepribadian Manusia

Sebenarnya banyak teori tentang macam-macam kepribadian manusia. Jika anda benar-benar antusias untuk belajar psikologi kepribadian bisa anda baca di buku-buku psikologi.
Namun, kita tidak terlalu perlu menghafal kesemuanya. Karena pada dasarnya setiap ilmuwan mengumumkan teorinya berdasarkan pengamatan. Yang artinya jika anda sering mengamati seseorang kemungkinan besar pikiran bawah sadar anda akan mampu mengelompokkan tipe-tipe kepribadian seseorang.
Apa yang dilakukan ilmuwan sebagian besar hanyalah pada masalah penamaan saja.

Carl jung dengan 3 kepribadiannya.

Car Jung adalah seorang psikologis terkenal yang berasal dari swiss. Dia yang kemudian membedakan kepribadian manusia menjadi introvert, ekstrovert dan ambivert.
Anda tentunya familiar kan dengan tipe-tipe kepribadian yang diutarakan Carl Jung tersebut. Berikut gambaran besarnya,
Introvert adalah kepribadian yang sering kita sebut sebagai orang yang pendiam, tertutup, kemampuan sosialnya kurang dan sejenisnya.
Sedangkan Ekstrovert adalah kebalikan dari introvert. Dia adalah kaum dengan kemampuan sosial tinggi, mudah bergaul dan terbuka.
Tentu keduanya memiliki kelebihan masing-masing, tentu anda bisa membaca pikiran seorang introvert jika dia diajak ke suatu tempat yang ramai untuk bersosial. dan kebalikannya tentu anda akan tahu ketika seorang ekstrovert merasa bosan dengan kegiatan yang begitu-begitu saja. Dan masih banyak lainnya.
Sedangkan Ambivert adalah garis tengah dari mereka berdua. Dia bisa menjadi seorang introvert dan juga cukup ahli menjadi ekstrovert.

Hippocrates dengan 4 teori kepribadiannya.

Hippocrates adalah seorang tokoh filsuf ternama dari yunani. Dia berpendapat bahwa manusia memiliki 4 jenis kepribadian. Yaitu sanguin, koleris, melankolis, dan plegmatis.
Sanguinis, lebih seperti ekstrovert. Dia ramah, selalu bersemangat, suka berbicara dan terlihat mencolok di suatu kelompok walaupun bukan tipe pemimpin, pikirannya juga sering berubah-ubah.
Koleralis sifatnya terlihat lebih keras kepala, optimis, suka memimpin dan bersemangat tapi juga penuh emosional.
Melankolis lebih sensitif, tetapi juga analis, pendendam dan lebih mudah melihat sisi negatif, suka bergaul dan tidak suka menjadi perhatian. Tetapi kebanyakan mereka adalah pengusaha yang hebat.
Plegmatis adalah orang yang penyabar, suka mencari solusi tercepat, teratur, selera humor-nya lebih sarkasme, dan mudah bergaul, tidak suka hal baru, lebih menjadi penonton.
Menurut saya tipe-tipe yang diutarakan oleh Hippocrates ini masih banyak yang terlihat ambigu dan agak sulit di bedakan satu sama lain. Namun begitu, masih terlihat ciri khas dari masing-masing kepribadiannya.

B. 16 Macam Kepribadian Manusia

16 kepribadian ini di ungkapkan oleh Isabel Briggs Myers, yang kemudian dia mengembangkan sebuah psikotes untuk ke-16 tipe kepribadian itu. Tes tersebut dinamakan MBTI (Myers-Birggs Type Indicator). Tes psikologi ini bekerja dengan melihat bagaimana manusia menentukan keputusannya dan cara pandangnya terhadap dunia.
Psikotes ini dirancang 1940, tes ini di fungsikan untuk mengukur kecerdasan, bakat, dan tipe kepribadian seseorang. Yan intinya tujuan kita mempelajari ini adalah untuk mengetahui ke 16 tipe kepribadian menurut Briggs Myers ini.
Karena terlalu banyak, alangkah baiknya kalo kita pelajari saja inti pokok dari ke 16 nya. Hal ini tentunya juga baik untuk Anda yang belajar psikologi kepribadian, sehingga tidak melulu textbook tetapi juga melatih pemahaman secara bawah sadar.
16 itu di dapat dari kombinasi dari 4 dimensi, setiap dimensi memiliki dua kemungkinan sebagaimana berikut ini:

Pemusatan Perhatian

Pada dimensi ini ada dua kemungkinan yaitu Introvert (I) atau Ekstrovert (E).

Memahami Informasi

Dalam memahami informasi dari luar manusia memiliki dua sifat, yaitu memahami dengan informasi-informasi yang diterima dan di nalar dengan pikiran. Seperti sebuah sensor pada robot. Sensing (S).
Atau dia lebih mengedepankan feeling, intuisi. Intuition (N) .

Menyimpulkan dan Memutuskan

Dalam mengambil keputusan atau menyimpulkan sesuatu seseorang bisa lebih sering menggunakan pikiran. Thingking (T).
Atau lebih sering mengambil keputusan berdasarkan perasaan. Feeling (F).

Pola Hidup

Pola kebiasaan manusia hidup bisa teratur dan terencana. Judging ( J)
Atau lebih terbuka dan menerima kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Percieving (P)

Nah Anda bisa mengombinasikan setiap kemungkinan yang terjadi dari keempat dimensi tersebut. Saya lebih suka mengamati daripada memberikan tes tertulis untuk menentukan tipe kepribadian seseorang.

Tugas 10

Apa Bedanya Psikolog dan Psikiater?

Oleh Data medis direview oleh dr. Tania Savitri

Saat ini masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara psikolog dan psikiater. Pasalnya, mereka menganggap jika psikolog dan psikiater adalah dua jenis pekerjaan yang sama, karena sama-sama menyangkut masalah kejiwaan. Tak jarang, hal inilah yang membuat banyak orang sering tertukar antara psikolog dan psikater ketika ingin konsultasi masalah kesehatan mentalnya.

Apa perbedaan psikolog dan psikiater?

Psikolog dan psikiater memang sama-sama bertugas untuk membantu orang yang memiliki gangguan kesehatan mental. Namun nyatanya kedua profesi ini memiliki perbedaan loh! Simak penjelasan selengkapnnya dalam artikel berikut ini.

Apa itu psikiater?

Psikiater sebenarnya adalah spesialisasi dari ilmu kedokteran. Jadi orang yang akan menjadi psikiater harus menempuh sekolah kedokteran S1 terlebih dahulu. Setelah selesai sekolah dan mendapatkan gelar dokter umum, psikiater akan berlanjut menjalani pelatihan residensi selama empat tahun yang mengkhususkan diri dalam bidang psikiatri.
Sebagai dokter ahli psikiatri, seorang psikiater mengetahui segala hal tentang diagnosis dan perawatan yang bisa dilakukan untuk setiap kondisi psikologis setiap pasien yang cenderung rumit, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia. Setelah lulus masa residensi, nantinya psikiater akan bergelar dokter dan Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa)
Di negara maju, psikiater secara legal dan klinis adalah profesional utama yang bertanggung jawab atas keseluruhan perawatan kesehatan mental pasien. Itu sebabnya psikiater bertanggung jawab untuk mendiagnosis gangguan mental seorang pasien dan menentukan pengobatan yang akan dilakukan, karena keahlian mereka berfokus pada ketidakseimbangan kimia di dalam otak manusia. Oleh sebabnya, psiakiater bisa memberikan resep dan terapi obat-obatan (farmakoterapi), terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai dengan kebutuhan para pasien.

Ap itu psikolog?

Psikolog tidak masuk sekolah kedokteran, melainkan mengenyam pendidikan dari ilmu psikologi. Untuk menjadi seorang psikolog, seseorang harus menyelesaikan pendidikan S1 di fakultas psikologi terlebih dahulu. Setelah itu, baru bisa meneruskan program profesi untuk belajar praktik menjadi psikolog.
Pekerjaan psikologi yang paling dekat dengan psikiater adalah psikologi klinik yang menangani kasus-kasus kejiwaan, mendiagnosis gejala psikologis pasien, dan melakukan psikoterapi sebagai bentuk penanganannya.
Itu sebabnya, psikolog berkompeten untuk melakukan serentetan tes psikologi yang nantinya akan diinterpretasikan sebagai jawaban dari masalah yang dialami pasien, contohnya; tes IQ, minat bakat, tes kepribadian dan lain sebagainya. Seorang psikolog tidak dapat meresepkan obat-obatan namun fokus pada terapi psikososial untuk perilaku, pikiran, dan emosi pasien.

Psikolog dan psikiater bekerja sama dalam memberikan terapi terbaik

Berdasarkan penjelasan di atas, pada dasarnya psikolog dan psikiater sama-sama mendalami ilmu kejiwaan dan segala hal yang berhubungan dengan perkembangan manusia, seperti cara kerja otak, emosi, perasaan dan pikiran. Selain itu, kedua profesi ini pun memiliki konsentrasi praktik yang sama, berupa upaya penanganan, pencegahan, diagnosis, dan pemberian terapi.
Psikolog dan psikiater bekerja sama untuk saling berkordinasi dalam memberikan terapi terbaik bagi pasien. Psikolog sering melakukan terapi kepada pasien setiap minggu untuk konseling psikososial. Sama halnya dengan psikolog, psikiater juga sering melakukan terapi kepada pasien setiap minggu atau bulanan untuk psikoterapi ataupun psikofarmakologi. Hal ini tergantung pada kasus ataupun permasalah yang dihadapi masing-masing pasien dan kebutuhan klinis pasien.

Harus konsultasi ke mana jika mengalami masalah kesehatan mental?

Jika Anda mengeluhkan masalah kesehatan mental, entah karena depresi ataupun kecemasan, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu ke dokter umum. Pasalnya, dokter umum akan melakukan diagnosis awal terkait kondisi-kondisi yang mungkin dibutuhkan untuk membantu mengidentifikasi masalah kesehatan jiwa yang sedang Anda hadapi.
Selain itu, dokter umum akan  memberikan rekomendasi psikiater ataupun psikolog yang sesuai dengan Anda, berdasarkan pada situasi spesifik dan jenis pengobatan yang mungkin Anda butuhkan. Anda tidak perlu malu untuk mencari bantuan. Seperti hal yang kesehatan fisik, kesehatan jiwa pun merupakan bagian penting dalam hidup Anda agar dapat hidup bahagia.

Tugas 9

Kupas Tuntas Jurusan Ilmu Psikologi

Artikel ini membahas dunia ilmu psikologi, materi kuliah psikologi, keahlian yang diperoleh dan peluang kerja setelah lulus.
Selama lima belas tahun terakhir, tiap kali gue ketemu orang baru (apalagi begitu tau latar belakang bidang gue psikologi) pertanyaan yang dialamatkan ke gue hampir selalu itu-itu lagi:

“Oh lo anak psikologi… bisa baca pikiran orang dong??”

Saking bosennya gua sama pertanyaan ini, jawaban gua seringkali beda-beda. Dari jawaban yang bener, singkat, sampai asal-asalan, hehe... Tapi tenang aja, di artikel ini gua gak akan menjawab pertanyaan tentang psiko asal-asalan. Karena justru dalam kesempatan kali ini, gue mau jelasin ke lo garis besar dunia pendidikan psikologi, dari ruang lingkup ilmunya, materi yang dipelajari, kekeliruan umum seputar dunia psikologi, sampai bagaimana seorang psikolog bisa berkarya dalam masyarakat.
Kenapa gue bikin tulisan ini sih? Ada beberapa alasan sebetulnya. Salah satunya karena gua lihat beberapa tahun terakhir jurusan psikologi ini lagi laku keras, terutama di kalangan anak IPS. Di satu sisi, gue sih seneng banget kalo lo pada doyan sama ilmu yang gue tempuh dulu sebagai mahasiswa. Tapi di sisi lain, gue juga mau memastikan bahwa lo bener-bener ngerti apa itu dunia psikologi sebelum nantinya lo terlanjur masuk jurusan psikologi.
Jangan sampai nanti lo kecewa pas udah masuk bahwa ternyata kuliah di psikologi ga seasik yang lo kira. Atau bisa jadi ternyata materinya beda banget sama yang lo kira selama ini. Karena itulah pada kesempatan kali ini gua mau nulis selengkap-lengkapnya tentang dunia pendidikan psikologi, itung-itung gua juga mau meluruskan pandangan umum yang keliru tentang dunia (karena gua udah bosen dapet pertanyaan yang itu-itu lagi jadi mending gua tulis aja jawaban lengkapnya di sini).
Business Ideas And Creativity
Nah, tapi sebelum gua nulis seputar dunia psikologi... biar lebih afdol, gua mau ceritain sedikit latar belakang pendidikan, dan bidang profesi gue dulu. Karena mungkin ada pembaca yang kepikiran "Kenapa gua harus dengerin dan percaya sama penjelasan lo soal jurusan psikologi?"
Terhitung sejak tulisan ini dipublikasikan (2016) bisa dibilang gua telah menggeluti dunia psikologi selama 15 tahun, baik dalam ranah akademis, praktis, maupun riset. Gue menimba ilmu di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dengan mengambil kuliah S1 dan juga S2 Psikologi bagian Klinis Dewasa. Dalam dunia profesional, selama 5 tahun terakhir gue aktif dalam proyek post-prison program yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Ilmu Kepolisian UI, bekerja sama dengan Densus 88 untuk menangani 127 mantan narapidana teroris yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Nah itulah kurang lebih, profil singkat latar belakang gue di dunia psikologi baik secara akademis maupun profesi. Moga-moga pengalaman gue di dunia psikologi ini, bisa membantu lo dalam memahami jurusan psikologi dan dunia perkuliahan psikologi secara lebih mendalam. Tapi sebelum gua kupas satu persatu materi yang nantinya bakal lo pelajari kalo masuk psikologi, gua mau sedikit meluruskan beberapa persepsi yang keliru dulu tentang jurusan psikologi yang udah terlanjur beken, terutama di kalangan anak-anak SMA.

Beberapa gosip jurusan Psikologi yang (bisa jadi) menyesatkan...

Nah, biasanya sebelum memutuskan mau masuk jurusan apa. Anak SMA suka denger-denger gosip entah darimana tentang berbagai jurusan yang mau mereka ambil. Jurusan Psikologi juga gak terlepas dari gosip-gosip yang sedikit-banyak jadi motivasi (atau demotivasi) anak SMA untuk memutuskan mau kuliah di jurusan mana.
Nah, beberapa gosip yang populer biasanya adalah:
  1. Jurusan psikologi bisa bikin kita baca pikiran orang;
  2. Lulusan psikologi ujung-ujungnya kerja jadi HRD;
  3. Orang psikologi kerjaannya nyembuhin orang yang "sakit jiwa";
  4. Orang psikologi bisa memanipulasi pikiran orang seperti di serial detektif;
  5. Jurusan psikologi ngajarin cara menganalisa orang bohong/nipu
... dan masih banyak lagi gosip-gosip umum yang beredar seputar jurusan psikologi. Okay, buat lo yang mau serius beneran masuk jurusan psikologi tapi masih kemakan dengan gosip-gosip jurusan psikologi yang beredar, gua harap tulisan gua di sini bisa membantu mencerahkan lo semua. Terkait dengan 5 contoh gosip di atas, kayaknya bakal kepanjangan kalo gua kupas satu persatu. Jadi gua pikir akan jauh lebih praktis kalo gua langsung aja jelasin ke lo hakikat ilmu psikologi yang sesungguhnya, materi apa aja yang lo dapetin nanti kalo kuliah di psiko, sama variasi peluang karir apa saja yang menunggu lo setelah nanti lo lulus menjadi Sarjana Psikologi.
Oke, langsung aja kita mulai dengan hakikat dari ilmu psikologi.

Hakikat ilmu Psikologi

Berdasarkan sejarahnya, psikologi sebenernya berakar dari filosofi mengenai eksistensi manusia, dimulai dari tipe-tipe kepribadian manusia, serta bagaimana manusia berperilaku. Sebagaimana hampir semua disiplin ilmu yang ada sekarang, ilmu psikologi pada awal pengembangannya masih suka kecampur-campur konsepnya dengan banyak hal lain, terutama filsafat non-empirik. Seiring berjalannya waktu, ilmu psikologi semakin terlepas dengan konsep-konsep lain dan menjadi disiplin ilmu mandiri yang memiliki definisi yang jelas, indikator, serta tolak ukur yang bisa dikuantifikasi.
Chalk board doodle with symbols on psychology. Vector illustrati
Secara singkat, ilmu psikologi bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Dalam proses perkembangannya, ilmu psikologi mengalami beberapa fase seiring dengan semakin bermunculannya teori baru yang saling mengoreksi, mengevaluasi, dan melengkapi satu sama lain. Hingga akhirnya, ilmu psikologi terus berupaya untuk dapat melihat "pola umum" untuk menjelaskan perilaku manusia yang kompleks.
Namun demikian, ilmu psikologi modern berkembang semakin pesat sejak menggandeng disiplin ilmu lain, yaitu neurologi yang basisnya dari dunia medis. Dengan pendekatan neurologi, para psikolog saat ini tidak hanya berpatokan pada "pola" yang diketahui dari serangkaian teori dan eksperimen sebelumnya, tapi juga bisa melihat langsung proses aktivitas otak manusia secara detil. Dengan melihat impuls listrik, syaraf, hormon, dan mekanisme biologis yang bekerja, para psikolog dapat melihat proses sesungguhnya dibalik aktivitas mental manusia yang kompleks, sehingga bisa melihat lebih mendalam tentang dinamika emosi manusia. Nah, penggabungan antar 2 disiplin ilmu ini, sekarang kita kenal dengan istilah neuropsikologi.
PS. Mungkin ada di antara lo yang penasaran apa bedanya psikiater dengan psikolog. Secara singkat psikolog memandang gangguan mental dengan menggali masalah individu tersebut secara mendalam, kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan terapi tanpa bantuan obat-obatan. Sementara psikiater memandang gangguan mental dari sudut pandang medis kedokteran, yang menyelesaikan masalah tersebut dengan pemberian terapi obat-obatan (farmakoterapi) yang notabene berlatar belakang kedokteran. Udah jelas kan pada bedanya?
Itulah kurang lebih, gambaran singkat hakikat dari ilmu psikologi. Nah, sekarang kita mulai masuk ke pembagian umum dalam kuliah psikologi.

Pembagian umum kuliah Psikologi

Okay, sebelum gua masuk ke pembagian umum konsentrasi bidang psikologi, gua cuma mau menekankan bahwa gak ada perbedaan signifikan antara jurusan psikologi yang menyaring mahasiswanya berdasarkan paket ujian Saintek maupun Soshum. Pada dasarnya, ilmu yang akan lo pelajari itu kurang lebih sama, hanya ada perbedaan perspektif aja di tiap universitas dalam menyaring calon mahasiswanya. Jadi saran praktis gue, buat lo anak IPA yang mau masuk psikologi, lo tinggal pilih universitas yg menyaring mahasiswanya dengan paket ujian Saintek (seperti Unpad, UNS, dll). Sedangkan anak IPS yang mau masuk Soshum, bisa langsung pilih universitas yang menyaring dengan paket ujian Soshum (seperti UI, UGM, dll).
Jadi sekali lagi, tidak akan ada perbedaan signifikan terhadap ilmu yang lo pelajari maupun peluang berkarya lo ke depannya, selama lo berkuliah di universitas dengan latar belakang reputasi yang baik. Ok, sekarang kita langsung masuk ke pembagian umum kuliahnya.

1. Bagian Psikologi Umum dan Eksperimental

Dalam upaya melihat pola perilaku manusia, tentu seorang psikolog harus melakukan penelitian. Melakukan penelitian berarti harus melakukan pendekatan eksperimen dengan cara yang tepat, metodologi yang valid, alat tes yang akurat, sumber responden yang reliabel, dsb. Nah, dalam cabang kuliah inilah yang merupakan pusat keilmuan psikologi paling dasar yang mengupas segala hal yang berhubungan dengan pembuatan dan pembaharuan alat tes dan penyusunan metodologi penelitian.
Pada dasarnya, setiap ilmuwan maupun praktisi psikologi sangat diharapkan untuk bisa menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan oleh bagian ini. Jadi walaupun lo adalah seorang praktisi psikologi klinis, staf HRD, psikolog sosial, konsultan psikologis, dsb. Sedikit banyak lo perlu mengetahui tentang metodologi yang tepat dalam melakukan eksperimental psikologi. Sebab di bidang psikologi manapun, kemampuan lo dalam merumuskan permasalahan penelitian psikologis serta keahlian lo dalam membuat alat pengukuran psikologi, merupakan kompetensi-kompetensi dasar yang diharapkan untuk dimiliki oleh seorang dengan latar belakang pendidikan psikologi.
Tapi secara khususnya, buat lo yang tertarik banget sama penelitian psikologi, statistik psikologi, mau bener-bener expert di bidang eksperimentasi psikologi. Lo bisa mendalami kuliah-kuliah di jenjang S1 yang berfokus pada konsentrasi bagian eksperimental ini. Gua jamin ilmu yang lo dapet di sini bener-bener kepake dalam studi keilmuan apapun, terutama untuk mendapatkan kesimpulan ilmiah yang tepat.

2. Bagian Psikologi Klinis

Bagian psikologi klinis ini seringkali juga disebut paling merepresentasikan profesi "psikolog" secara murni. Kenapa? Karena di bagian ini lo gak lagi mempelajari "pola umum" perilaku manusia tapi justru lo membedah perilaku manusia secara khusus dan mendalam, khususnya berbagai kondisi mental manusia yang paling ringan hingga paling ekstrim!
One sad person with the word Help on him stands apart from the g
Dalam membedah kondisi mental manusia yang sifatnya sangat individual, pribadi, dan mendalam... lo bisa dihadapkan dengan berbagai macam kondisi gangguan yang sifatnya pribadi, dari konteks umum seperti "susah move on dari mantan" atau "kurang percaya diri", sampai kondisi ekstrim seperti depresi, skizofrenia, gangguan identitas terdisosiasi (dulu disebutnya gangguan kepribadian ganda), gangguan bipolar, gangguan kepribadian macem-macem kaya histrionik, narsisistik, antisosial, dll.
Nah, buat lo yang emang bener-bener tertarik mendalami berbagai jenis gangguan mental, atau terinspirasi cerita-cerita detektif yang berhadapan dengan psikopat. Maka bidang konsentrasi yang paling mendekati ya berarti psikologi klinis ini. Tertarik memahami kondisi psikologi manusia secara mendalam dan kasus-kasus kondisi mental yang aneh-aneh? Berarti bagian ini cocok banget buat lo!
PS. Bagi lo yang bener-bener mau jadi seorang dengan gelar PSIKOLOG, ya berarti jalan satu-satunya adalah dengan lulus S1 dari jurusan psikologi, kemudian meneruskan S2 dengan mengambil JALUR PROFESI. Wah, berarti kalo S2-nya ngambil jalur lain (misalnya jalur terapan) gak layak disebut psikolog dong? Secara resminya sih iya, mereka yang layak disebut "psikolog" hanya yang mengambil S2 jalur profesi psikolog. Sedangkan yang mengambil S2 terapan, biasanya disebut ahli psikometri, ahli intervensi sosial, dll.

3. Bagian Psikologi Perkembangan

Bagian yang satu ini berurusan sama isu-isu perkembangan proses mental manusia mulai dari bayi sampe manula. Proses perkembangan mental manusia itu emang bisa jadi topik yang menarik banget, dari mulai balita ke tahap anak-anak, terus masuk ke tahap puber, kemudian ke tahap remaja, dewasa, hingga manula. Setiap proses itu memiliki proses yang bisa dikaji secara ilmiah, dari mulai proses perkembangan remaja, krisis-krisis pengembangan, cara mendidik anak, dll.
Bagian ini ga cuma mencakup praktik psikologinya aja, tapi juga secara aktif terus melakukan pengembangan ilmunya juga. Soalnya isu psikologi perkembangan ini biasanya penelitiannya lama banget, sampai bertahun-tahun. Salah satu contohnya pernah dibahas di artikel zenius sebelumnya tentang "marshmallow experiment" yang akhir-akhir ini beken untuk menjadi salah satu indikator memprediksi tingkat self-control, kesuksesan, serta kesehatan seorang anak di kemudian hari.
Nah, marshmallow experiment itu cuma salah satu contoh dari banyak banegt riset perkembangan yang lain. Biasanya, riset-riset yang berhubungan dengan isu perkembangan manusia ini terus dijalani berpuluh-puluh tahun untuk kemudian dijadikan database keilmuan untuk bisa menjadi insights bagi dunia psikologi di kemudian hari. Buat lo yang tertarik sama perkembangan anak dan remaja, bagus nih lo ikutin perkembangan.

4. Bagian Psikologi Industri dan Organisasi

Bagian Psikologi Industri dan Organisasi ini biasanya disebut juga dengan istilah "PIO". Seperti yang bisa lo tebak sendiri dari namanya, bagian konsentrasi ini fokusnya ke psikologi industri, perusahaan, dan organisasi. Secara umum sih, bagian konsentrasi ini seringkali dikaitkan dengan dunia MSDM atau HRD (departemen sumber daya manusia) di dunia industri kerja perkantoran.
Symbol People Stand On Jigsaw Puzzle Pieces
Emang ngapain aja sih kerjaan HRD kantoran? Dalam dunia industri perusahaan dan organisasi... memiliki interaksi antar manusia yang kompleks, dari mulai proses perekrutan yang memerlukan metodologi tertentu, penanganan konflik internal, hubungan atasan-bawahan, hubungan antar departemen, masalah komunikasi dalam tim kerja di kantor, fluktuasi motivasi kerja, cocok atau nggaknya orang di sebuah posisi kerjaan, bahkan sampai penentuan letak meja, kursi, lampu, dsb dibahas di PIO. Selain itu sebetulnya masih buanyaak banget topik lain dalam interaksi manusia dalam sebuah organisasi/kantor yang menarik untuk dibahas. Pada intinya sih, fokus dari PIO ini adalah membuat kondisi psikologis setiap individu serta interaksi antar manusia dalam kantor menjadi semakin baik untuk menunjang produktivitas kerja.
Buat lo yang seneng dengan dunia perkantoran, berinteraksi dengan rekan-rekan kerja, memahami setiap masalah dan kebutuhan mereka, meracik sistem perekrutan yang tepat untuk bisa menyaring calon karyawan yang berkualitas, dll... maka konsentrasi bidang psikologi ini cocok banget buat lo.

5. Bagian Psikologi Pendidikan

Pendidikan seseorang, baik dari kecil hingga gede, ga bakal terlepas dari kemampuan orang tersebut untuk mempelajari hal-hal yang sesuai dengan kapasitas mentalnya masing-masing. Berdasarkan dari pandangan ini, seorang ahli psikologi pendidikan berkontribusi pada masyarakat.
Pendidikan memang adalah kunci dari perkembangan peradaban umat manusia,  dan karena itulah proses pendekatannya harus dikaji dengan tepat. Mulai dari bagaimana melakukan pendekatan yang tepat bagi pendidikan anak usia dini (PAUD), bagaimana cara mendidik yang tepat agar para pembelajar memiliki movitasi intrinsik dalam belajar, hingga pendidikan non jenjang seperti pelatihan-pelatihan buat karyawan atau staff ahli tertentu.
Kalau lo ngedalemin mata-mata kuliah di bidang psikologi pendidikan, lo akan ahli dalam memetakan sebuah kebutuhan, tujuan, hingga detil-detil yang harus dipersiapkan dan dilakukan untuk pendidikan untuk usia tertentu, populasi tertentu (pedesaan, perkotaan, anak kebutuhan khusus, anak penyandang cacat, karyawan pabrik, dsb), sampai pendekatan yang tepat untuk mengajar anak usia remaja sesuai dengan kapasitas mental masing-masing.

6. Bagian Psikologi Sosial

Seperti layaknya Bagian Psikologi Umum dan Eksperimen, ilmu-ilmu dari bagian ini sebenarnya sangat diperlukan oleh seluruh manusia berlatar belakang pendidikan psikologi. Kenapa? Karena seluruh manusia yang pernah ihdup di dunia ini pasti terkait banget sama lingkungan masyarakat tempat ia tinggal. So, pasti dong ada interaksi antara proses mental seorang individu dengan individu lain atau kelompok.
Nah, proses interaksi ini yang coba dijelasin lewat teori-teori psikologi sosial (lebih sering disebut “psisos”). Bagian konsentrasi psikologi inilah yang nantinya akan menjawab pertanyaan: Kenapa sebuah kelompok sosial masyarakat bisa pecah, kenapa ada individu yang cenderung otomatis jadi pemimpin dalam sebuah kelompok, kenapa sebagian dari manusia bisa jadi semangat (atau malah makin males) melakukan aktivitas kalau ada orang lain. Semua itu diajarin di mata-mata kuliah psisos ini.
Dari mulai keahlian manajemen psikologi massa, resolusi konflik, intervensi sebuah kelompok, sampe pemetaan sebuah masyarakat bisa jadi keahlian-keahlian yang sangat bermanfaat dalam karya lo di masyarakat setelah lulus kuliah.

Keahlian yang didapat setelah lulus

Setelah lo tau bagian-bagian apa aja yang biasanya ada di sebuah institusi pendidikan psikologi dan kemampuan-kemampuan apa aja yang bisa lo dapetin dari  bagian-bagian tersebut, pasti lo nanya dong, abis lulus enaknya ngapain nih? Apa sih kontribusi yang bisa dikasih ke masyarakat sebagai lulusan psikologi? Eh tapi sebelum masuk ke ruang lingkup profesi, kita harus tau dulu nih kemampuan & keahlian semacam apa sih yang dimiliki lulusan psikologi? Nah, berdasarkan bekal kemampuan/keahlian inilah, nantinya lo bisa berkarya dalam masyarakat.

A. Kemampuan menganalisis permasalahan individual

Yang namanya sarjana, apalagi yang semasa kuliahnya bener-bener mendalami ilmunya, pasti punya kemampuan analisis masalah yang mumpuni di bidang ilmunya masing-masing. Nah, kalo untuk sarjana psikologi, ya pasti hal yang menjadi andalannya adalah daya analisisnya terhadap aspek individual dari pemilik masalah. Sebenernya udah jelas banget sih ini maksudnya, karena emang selama empat tahun, para mahasiswa psikolog tuh dilatih memahami permasalahan secara mendalam dan detil mengenai orang dan perilakunya. Bayangin aja, seluruh lulusan psikologi di Indonesia pasti pernah ngalamin berkali-kali disuruh bikin tugas analisis kepribadian, dari responden, tokoh film, tokoh sejarah, sampe diri sendiri.
Kemampuan ini kesannya sepele tapi bakal jadi berguna banget dalam kehidupan interpersonal lo setelah kuliah.

B. Kemampuan mengolah data kuantitatif dan kualitatif

Buat lo yang belom paham sama apa itu data kuantitatif dan kualitatif, ada baiknya lo baca dulu di google/wikipedia. Intinya, baik nyadar ataupun nggak, selama kuliah jenjang sarjana di jurusan/fakultas psikologi kita tuh bakal dilatih terus penerus seputar metodologi dan analisis pengolahan data. Mulai data-data ringan macem hasil kuesioner buat 30 orang yang cuma isinya “setuju” atau “tidak setuju”, sampe data gede banget yang superkompleks multidimensional!
Itu baru data kuantitatif, belum lagi data yang panjaaang banget tentang kehidupan beberapa orang pada populasi khusus yang menarik untuk dijadikan kasus. Data yang berisi narasi panjang dan menggali hal yang mendalam ini nih namanya data kualitatif.
Dimulai dari proses pembuatan alat tes yang valid (bikin kuesioner, bikin panduan wawancara dan observasi, dsb), mengambil datanya di lapangan (nyebar kuesioner, wawancara, diskusi kelompok, observasi, dsb), mengolah data tersebut di komputer mulai dari urusan statistik sampe pengkodingan hasil wawancara, sampe ke tahap akhir yang berupa penulisan laporan hasil penelitian. Lo bayangin aja tugas kaya gini ada lah minimal 2 biji setiap semesternya, pastinya kita makin jago dong secara ga sadar... dan kemampuan ini nih yang nantinya bakal banyak dibutuhkan di dunia profesional kerja.

C. Kemampuan membuat modul pelatihan/program

Nah kemampuan yang satu ini juga sama digemblengnya nih di dalem fakultas psikologi. Pengetahuan lo tentang perilaku dan juga proses pembelajaran manusia membuat lo dituntut untuk mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan tersebut menjadi sebuah modul pelatihan ataupun modul program pendidikan untuk kebutuhan tertentu.
Kemampuan ini dianggap salah satu yang paling penting dan “menjual” yang diharapkan dari seorang lulusan pendidikan psikologi, makanya peggemblengannya cukup keras nih. Jadi salah satu mata kuliah yang “ditakuti” sekaligus “digemari” juga lho saking tegang tapi serunya. Karena dalam membuat modul program/pelatihan, kita gak bisa asal-asalan bikin rangkaian aktivitas, tapi juga perlu tau bagaimana caranya mencapai tujuan kita, entah tujuannya itu adalah melatih kemampuan spesifik, meningkatkan motivasi kerja, dll.
Tiga kemampuan di atas ini (A, B, C) sangat dibutuhkan sama masyarakat di banyaaakk banget sektor kehidupan, terutama yang ada manusianya! Jadi, selama masih ada manusia di dunia ini, pastinya lulusan-lulusan pendidikan psikologi tetep dibutuhin.

Ruang lingkup dunia profesi lulusan psikologi

Mungkin selama ini lo cuma kepikiran lulusan psikologi itu cuma berkarya di bidang-bidang terbatas macem HRD atau jadi psikolog yang nanganin permasalahan individual. Tapi, dari pengalaman gue dan rekan-rekan gue selama di kampus dari berbagai angkatan, ternyata nggak cuma jadi dua profesi itu aja, bahkan sangat beragam! Coba yuk kita kupas satu per satu bisa jadi apa aja lo nanti sekelarnya dari fakultas psikologi! (Btw, HRD sama praktik psikologi klinis gue ga usah bahas ya soalnya kebanyakan udah pada tau & dibahas di artikel blog umum lainnya)

1. Ahli psikometri.

Wah apaan nih? Psikometri itu adalah sebuah cabang dari bagian Psikologi Umum dan Eksperimen yang kerjaannya tuh bikin alat tes psikologi. Kalo lo bisa nguasain ilmu ini dan ngambil pendidikan khususnya, so pasti banyak yang bakal nyari elo untuk bisa bikin pengukuran psikologi buat lembaga mereka. Entah untuk ngukur kinerja lah, ngukur motivasi, ngukur kebahagiaan, sampe ngukur tipe kepribadian, ngukur tingkat kejujuran, dll. Kalo lo bener-bener jadi jago banget, kebutuhan akan seorang ahli psikometri ini bukan dari lembaga main-main, bisa dari kepolisian, KPK, ICW, sampai lembaga intelejen negara.

2. Ahli Riset

Biasanya kerja di Biro Pusat Statistik, lembaga riset independen, dan semacamnya. Kalo lo emang bener-bener jago dalam pengolahan data gede maupun data spesifik, itu adalah aset kemampuan yang bener-bener berharga karena dibutuhkan oleh banyak pihak. Dari lembaga survei, quickcount, pemetaan pasar, kondisi makro ekonomi negara, kesehatan, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan pengolahan data skala besar.

3. Konsultan Psikologi

Lembaga hukum dan peradilan, mulai dari kepolisian, kejaksaan, KPK, intelijen, sampe kantor-kantor pengacara bakal nyariin elo karena mereka tau kalo kemampuan lo untuk memahami individu, menganalisis perilaku, mengenali tipe kepribadian, hingga kemampuan lo untuk menyusun program demi pengembangan personel lembaga-lembaga tersebut. Nah, ini dia nih yang gue kerjain di Pusat Riset Ilmu Kepolisian UI.

4. Ahli intervensi sosial.

Kasus-kasus konflik yang akhir-akhir ini ramai di negeri ini membuat negara kita membutuhkan lebih banyak ahli intervensi sosial untuk bisa membantu pemerintah dalam menangani konflik-konflik ini. Dan ga cuma konflik doang sih, ahli intervensi sosial juga handal dalam mengarahkan sebuah kelompok yang dianggap tidak adaptif dengan lingkungan sekitar untuk bisa lebih berkembang dan akhirnya adaptif. Seorang ahli intervensi sosial bisa bekerja untuk menangani komunitas miskin kota, kelompok teroris, kelompok pekerja seks komersial, dan komunitas-komunitas marjinal lainnya.
****
Wah kayanya masih banyak lagi sih yang bisa lo lakukan sebagai seorang lulusan fakultas psikologi yang belum sempet gue bahas di atas. Tapi ya intinya nanti klo lo beneran berkesempatan masuk ke fakultas psikologi, lo bisa nemuin sendiri deh peluang-peluang lo dengan meramu kombinasi kemampuan-kemampuan yang nanti lo pelajarin di dalem jurusan ini.
Oh iya, mengenai peluang berkarya di masyarakat, setau gue sih ga ada bedanya ya antara fakultas/jurusan psikologi universitas negeri yang pake jalur saintek (misalnya Unpad dan UNS), dengan yang dari jalur soshum (UI, UGM, dsb). Cuma ada perbedaan sedikit mengenai sudut pandang dari ilmu-ilmu yang sama di atas, dan sifatnya tidak fundamental. Jadi ya intinya, kurang lebih sama aja ya peluang karyanya mau lo dari jalur dan masuk universitas negeri manapun.
Okay deh, mudah-mudahan apa yang gua bahas di sini bisa jadi masukan yang berharga untuk lo yang masih bimbang untuk menempuh jalur pendidikan psikologi sebagai tambatan hati berikutnya (sedaapp!!). Semoga sukses dan GAUDEAMUS IGITUR!

Tugas 8

Memahami Psikologi si Baper

Memahami Psikologi si Baper
Ilustrasi. FOTO/Istock
06 Februari, 2017 dibaca normal 3:30 menit
Beberapa hari belakangan ini, tindakan-tindakan SBY terkait dinamika politik disorot dan mengundang macam-macam respons. Di Twitter misalnya, cukup ramai tagar #SBYBaper. Apa sebenarnya yang terjadi pada orang-orang supersensitif alias baper ini?
tirto.id - Seorang teman sempat terlihat menangis saat menyaksikan segmen eliminasi sebuah kompetisi di televisi. Ada teman semasa kuliah yang merasa resah ketika lingkungannya berubah bising. Pernah salah satu rekan kerja merasa begitu bersalah ketika atasannya melontarkan komentar pedas atas pekerjaannya, sampai-sampai ia memilih mendekam di rumah dan enggan diajak bersenang-senang di akhir pekan.

Ada orang-orang yang punya kecenderungan membawa perasaan alias baper. Tak tanggung-tanggung, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menggelar konferensi pers untuk mempertanyakan soal penyadapan terhadap dirinya, direspons Twitterland—salah satunya dengan tagar #SBYBaper. Apa yang terjadi pada si baper?

Pada banyak kesempatan, orang-orang tersebut mencurahkan isi hatinya kepada relasi terdekat ataupun media sosial. Sejumlah orang merasa baik-baik saja dengan hal ini, tapi tak sedikit pula yang mencibir aksi berlandas emosi ini.

“Jangan terlalu diambil hati lah,” demikian kalimat yang biasanya mereka terima setiap kali merasa terpuruk atau terganggu setelah mengalami konflik atau hal-hal yang tidak diharapkan. Semakin sering mereka mendengarnya, semakin kerap pula mereka mengurung diri atau menangis sembunyi-sembunyi. Sebagian yang perempuan malah pernah mendengar kerabat berbisik, “Paling lagi PMS, makanya jadi sensitif begitu.”

Nyatanya, tak melulu perubahan hormon yang menyebabkan seseorang menjadi lebih emosional di banding sekitarnya. Hal ini juga tak senantiasa identik dengan kaum Hawa semata.

Dari kacamata psikologi, orang yang mudah bereaksi karena terpancing secara emosional ini dikategorikan sebagai highly sensitive person. Karakterorang yang mudah bereaksi karena terpancing secara emosional ini dikategorikan sebagai highly sensitive person.istik ini serupa tapi tak sama dengan empati. Dalam situs Chakra Center, psikolog dan penulis buku The Highly Sensitive Person, Dr. Elaine Aron (1997) mendefinisikan highly sensitive person sebagai orang yang memiliki kesadaran terhadap hal-hal kecil di sekelilingnya dan lebih mudah merasa kewalahan ketika berada di lingkungan yang sangat menstimulasi indranya.

Orang dengan empati tinggi pun dikatakan sensitif terhadap energi-energi di sekitarnya, tetapi ia lebih memfokuskan perhatiannya terhadap pengalaman dan perasaan orang lain atau dengan kata lain, turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Sementara, highly sensitive person membuat dirinya sebagai sentral atensi. Saat dihadapkan dengan suatu tragedi yang dialami seorang kerabat, orang empati akan memosisikan diri dalam situasi dan kondisi sang kerabat, sedangkan si "baper" akan merelasikan tragedi kerabatnya tersebut dengan kehidupannya sendiri dan membawa situasi emosional ini lebih jauh daripada seorang yang empati.

Dr. Ted Zeff, psikolog dan penulis The Highly Sensitive Person’s Survival Guide, juga mengutarakan kesepahamannya atas perbedaan kedua sifat ini, “Setiap orang sensitif itu berbeda. Penting untuk diingat bahwa sebagian orang memiliki sifat empati, tetapi tak serta merta dikatakan highly sensitive person.”

Menurut Dr. Aron, satu dari lima orang di dunia merupakan highly sensitive person. “Menjadi orang dengan sensitivitas tinggi itu adalah genetis,” jelasnya kepada The Telegraph.

Sebelumnya, sifat ini diidentikkan dengan orang-orang pemalu dan introvert, tetapi pengamatan Aron mengindikasikan bahwa saat ini orang-orang ekstrovert pun dapat memiliki sensitivitas tinggi. Itu menjelaskan mengapa segelintir orang suka mengekspresikan perasaan dan kegundahannya kepada publik atau orang-orang kenalannya.

Memahami Psikologi si Baper


Untuk menilai apakah seseorang tergolong highly sensitive person atau bukan, Dr. Aron mencantumkan beberapa pertanyaan dalam situs HSPerson, beberapa di antaranya adalah "apakah kamu mudah terganggu oleh cahaya menyilaukan, aroma kuat, kain kasar, atau bunyi sirene", "apakah kamu merasa tertekan saat harus mengerjakan banyak hal dalam tempo yang singkat", "apakah kamu menghindari film-film yang memuat kekerasan", "apakah kamu memiliki kehidupan yang kaya dan rumit", dan "apakah saat kanak-kanak orangtua atau gurumu menganggapmu pemalu dan sensitif".

Memiliki sensitivitas yang tinggi rupanya membawa dampak positif dan negatif tersendiri bagi seseorang. Pertimbangan dalam memutuskan suatu hal tak pernah lepas dari apa yang dirasakan highly sensitive person. Dilansir dari situs WebMD, periset dari Stony Brook University, New York dan Southwest University di Cina menemukan fakta bahwa orang dengan sifat semacam ini membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan dan waktu sendirian untuk berpikir.

Mereka juga bersungguh-sungguh mengingat detail seperti tanggal ulang tahun. Studi mereka yang dipublikasikan di jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience juga menunjukkan bahwa highly sensitive person menghabiskan waktu lebih lama saat memperhatikan foto yang dijadikan sebagai bahan tes karena mereka menyoroti hal-hal rinci.

Dalam hal relasi, rupanya highly sensitive person cenderung jatuh hati kepada orang-orang narsistis. Penulis buku Overcoming Low Self-Esteem with Mindfulness, Deborah Ward, menjelaskan dalam situs Psychology Today bahwa orang narsistis sering kali menggunakan karismanya untuk menipu demi mendapatkan hal yang dia inginkan kendati hal itu akan menyakiti orang lain. Di sisi lain, ketika berelasi dengan orang narsistis, orang yang sangat sensitif akan berpikir, semakin besar upaya untuk memberikan perhatian kepada pasangannya, maka hubungan percintaan mereka akan langgeng. Hal ini yang membuat energi orang sangat sensitif justru tersedot alih-alih mendapat timbal balik perhatian yang setimpal.

Di tengah pergaulan kasual, highly sensitive person lebih senang menghindari konflik dan kritikan. Mengapa? Berbeda dengan mayoritas orang yang tak memiliki sifat ini, highly sensitive person akan menjadikan kritikan sebagai suatu yang personal sekalipun mereka yang melontarkan hal itu tidak bermaksud menyerang pribadinya. Keterpurukan, penyesalan dan rasa bersalah akan menghantui highly sensitive person lebih lama saat dirundung masalah atau konflik. Oleh karena itu, dia akan memilih untuk menyenangkan orang-orang di sekitarnya dengan harapan terhindar dari hal-hal yang menjatuhkan mood atau bahkan membuat depresi.

Dalam dunia profesional, khususnya level manajemen, sifat sensitif yang tinggi bisa dilihat bak dua sisi mata uang. Keunggulannya, orang dengan sifat ini bisa membangun relasi positif dengan sejawatnya, sementara sisi buruknya, dia berpotensi untuk kewalahan dan depresi saat bekerja di lingkungan yang jarang sekali tanpa kritikan dan masukan, demikian ditulis White dan Chapman (1997) dalam buku Organizational Communication: An Introduction to Communication and Human Relation Strategies.

Kendati kerap dicap cengeng, berlebihan, dan diidentikkan dengan sederet karakterisik negatif lainnya, seorang dengan sensitivitas tinggi tak perlu mati-matian mengubah dirinya hingga seratus delapan puluh derajat. Alih-alih, sifat ini sepatutnya diterima dan dikendalikan karena sisi lemah pun dapat dikelola menjadi kekuatan untuk konteks-konteks tertentu.

“Jika Anda seorang highly sensitive person, Anda tidak perlu 'menyembuhkan' diri. Itu adalah sejatinya Anda. Dalam konteks masyarakat tertentu, menjadi seorang yang sangat sensitif malah merupakan hal yang positif, contohnya hasil temuan riset di Thailand dan India yang relatif menerima orang-orang dengan sifat ini,” jelas Dr. Zeff.

Penting bagi seseorang untuk mengenali sifat-sifat dalam dirinya, dan lebih jauh lagi, menerima hal itu sebagai bagian yang menjadikannya autentik. Ketika sekitar menganggap sifat yang dimiliki ini membawa kendala yang signifikan, tak perlu buru-buru mengutuki diri. Bisa jadi hanya dibutuhkan pengendalian sifat ini, atau bukan tidak mungkin pula, kolam yang direnangi bukan kolam yang tepat untuk dirinya.

tugas 7

7 Trik Psikologi yang Bikin Kamu Kelihatan Jauh Lebih Cantik

Coba saja!
Kalau kamu menganggap jadi lebih cantik itu harus dengan makeup atau busana yang heboh, maka kamu salah. Karena cantik itu relatif, ada banyak cara menganggap cantik itu seperti apa. Pandanganmu soal cantik, bisa jadi berbeda dengan pandangan orang lain.
Lebih baik, simak saja 7 trik psikologi di bawah ini yang bikin kamu jadi lebih cantik. Dijamin gak akan ribet dan pastinya gak perlu persiapan yang banyak kok.

1. Menunjukkan ketulusan pada siapapun yang baru kamu temui.

7 Trik Psikologi yang Bikin Kamu Kelihatan Jauh Lebih Cantiktelegraph.co.uk
Bagaimana bisa kamu dikatakan cantik kalau kamu arogan dan sombong. Kalau mau terlihat lebih cantik, kamu harus bisa lebih tulus dengan siapapun. Bahkan dengan orang yang baru kamu kenal sekalipun, ketulusan memang mengalahkan batasan apapun.

2. Tidak takut kalah tapi tidak obsesif dengan kemenangan.

7 Trik Psikologi yang Bikin Kamu Kelihatan Jauh Lebih Cantikimdb.com
Kalau kamu terlalu obsesif akan sesuatu, kamu akan jadi lebih pemikir dan pastinya tidak lebih cantik. Kamu harus bisa santai dengan tubuhmu, santai dengan keadaan dan sekitarmu, maka kamu bisa terlihat lebih natural dan cantik.

3. Jago dalam hal bahasa tubuh dan raut wajah.

7 Trik Psikologi yang Bikin Kamu Kelihatan Jauh Lebih Cantikwallpaperswide.com
Jika kamu tidak bisa menguasai gesture dan raut wajahmu, orang lain akan dengan mudah membaca apa yang kamu rasakan. Sebaliknya, jika kamu bisa menguasainya, orang lain pasti akan takjub melihatmu.

4. Tidak takut terlihat memalukan.

7 Trik Psikologi yang Bikin Kamu Kelihatan Jauh Lebih Cantikrebloggy.com
Yang artinya, tidak jaim. Cewek jaim sangat menyebalkan secantik apapun dia. Jangan takut terlihat memalukan, jangan takut juga tentang pandangan orang lain terhadapmu. Jalani hidupmu sesuai dengan cara yang membuatmu bahagia.

Tugas 6

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendiri

Yakin kamu kenal pribadimu sendiri?
Belajar sesuatu tentang karakter diri sendiri selalu menyenangkan. Mengerti fakta psikologi soal perilaku dan kebiasaan kita, bisa menjadi hal yang menghibur dan mengedukasi. Nah, tahu gak sih kalau di balik kebiasaan kita ternyata ada maknanya lho.
Dan ini 25 fakta psikologis yang bisa membantu kita untuk mengenali karakter diri sendiri dan orang lain. Simak ya!

1. Setiap persahabatan yang dijalin pada usia 18 hingga 28 tahun lebih berpeluang untuk awet selamanya.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendiripixabay.com

2. Wanita pada umumnya lebih menyukai pria dengan suara yang serak karena terdengar lebih percaya diri, maskulin dan agresif.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendiripexels.com

3. Orang yang memberikan nasihat terbaik biasanya adalah pihak yang paling banyak memiliki masalah.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendiri500px.com

4. Semakin cerdas seseorang, semakin cepat cara berpikirnya, dan akan semakin berantakan tulisannya.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendiripusheen.com

5. Emosi kita tak memengaruhi cara kita berkomunikasi. Malah cara kita berkomunikasi memiliki pengaruh pada suasana hati kita.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendirigiphy.com

6. Cara seseorang memperlakukan pegawai restoran mencerminkan karakternya.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendirigiphy.com

7. Orang yang mudah merasa bersalah lebih mampu mengerti pikiran dan perasaan orang lain.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendirigiphy.com

8. Pria tak lebih lucu dari wanita: mereka hanya sering berkelakar, tak peduli apakah orang lain menyukai gurauan mereka atau tidak.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendirimemesvault.com

9. Orang pemalu jarang membicarakan diri mereka, karena mereka ingin membuat orang lain merasa dimengerti.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendiriimgur.com

10. Wanita memiliki reseptor rasa sakit dua kali lebih banyak di tubuh mereka daripada pria, dan juga mampu menoleransi rasa sakit lebih besar daripada pria.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendirivolosnow.gr

11. Mendengarkan musik dengan frekuensi tinggi membuatmu lebih kalem, tenang dan senang.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendiritheylltellyouimfearlessandinsane.tumblr.com

12. Jika kamu tak bisa berhenti berpikir pada malam hari, bangun dan menulislah. Ini akan membantumu untuk tidur lebih cepat.

25 Fakta Psikologi yang Membantumu Lebih Mengenali Diri Sendiripixabay.com

13. SMS "Selamat pagi" dan "Selamat tidur" akan mengaktifkan salah satu bagian otak yang bertugas membuat kita untuk merasa bahagia.

Tugas 5

Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?

"Bayangkan di sebuah hutan..."
Pernah tidak kamu mengikuti tes psikologi? Lalu bagaimana hasilnya? Apakah sesuai dengan diri kamu? Kali ini coba jawab pertanyaan dari tes psikologi ini. Caranya, baca dulu kasus yang ada kemudian tulis jawaban kamu pada selembar kertas. Hal ini memudahkan kamu untuk mengingatnya.
Bayangkan kamu sedang berada di dalam hutan. Di tengah-tengah perjalanan, kamu melihat sebuah gubuk tua. Bagaimana kondisi pintu di gubuk itu? Apakah terbuka atau tertutup?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?kingofwallpapers.com
Lalu kamu masuk ke dalam gubuk itu dan melihat ada sebuah meja. Apa bentuk meja tersebut? Bulat, oval, segiempat, bujursangkar atau segitiga?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?stevents.us
Di atas meja, ada sebuah pot bunga. Apakah pot tersebut terisi air penuh, setengah atau kosong?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?serralunga.com
Kamu berjalan keluar meninggalkan gubuk itu. Kemudian kamu melihat air terjun dari jauh. Seberapa cepat air terjun itu mengalir ke bawah? Pilih angka dari 0 hingga 10!
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?cargocollective.com
Kamu terus berjalan untuk mencari jalan keluar dari hutan, tiba-tiba kamu melihat sebuah kastil. Apakah kastil tersebut sudah tua apa masih baru?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?nordicsublime.tumblr.com
Saat memasuki kastil, kamu melihat sebuah kolam berisi air. Kolam itu terlihat kotor tapi di dalamnya tampak batu permata yang berkilauan. Apakah kamu akan mengambil permata itu?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?ebay.com.au
Di ujung kastil terdapat sebuah pintu keluar. Tak jauh dari situ, ada sebuah taman besar dan terdapat sebuah kotak di atas tanah. Seberapa ukuran kotak itu, kecil, sedang atau besar?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?youtube.com
Di taman kastil, terdapat sebuah jembatan. Terbuat dari apakah jembatan itu? Besi, kayu atau rotan?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?hotel-r.net
Di seberang jembatan itu, ada seekor kuda. Apa warna kuda tersebut? Putih, abu-abu, coklat, atau hitam?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?huffingtonpost.com
Tiba-tiba tornado datang, kamu punya tiga pilihan: lari dan bersembunyi di dalam kotak, lari dan bersembunyi di bawah jembatan, lari ke arah kuda dan memacu kuda sejauh mungkin. Mana yang kamu pilih?
Tes Psikologi Ini Bisa Ketahui Karakter Seseorang, Berani Buktikan?wikipedia.org
Nah sudah menulis semua jawaban kamu di kertas kan? Sekarang kamu bisa cocokkan jawaban kamu dengan penafsiran berikut.