36 Tipe Kepribadian Manusia Menurut Psikologi
ads
Dari berbagai perspektif itu, kemudian psikologi dibagi dalam bidang-bidang berikut : psikologi pendidikan , psikologi olahraga, psikologi kepribadian, psikologi remaja, psikologi sosial, psikologi islam, psikologi kesehatan dan seterusnya. Koeswara mengungkapkan bahwa psikologi kepribadian merupakan bidang yang cangkupan pembahasannya paling luas.
Dalam artikel ini, akan dipaparkan gambaran umum tentang definisi hingga tipe-tipe dalam psikologi kepribadian manusia.Baca juga: Psikologi Perkembangan
Definisi Tentang Kepribadian
Pada zaman Yunani kuno, topeng merupakan perlengkapan yang digunakan oleh para aktor sandiwara. Karakter yang dimainkan oleh para aktor adalah menampilkan kepribadian atau karakter sesuai dengan topeng yang digunakan. Dalam hal ini, topeng menggambarkan tentang siapa, apa, mengapa dan bagaimana perilaku seseorang.
Topeng dalam bahasa Yunani adalah persona, yang kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi personality. Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tertanam dalam diri manusia.
Dorland mengemukakan
tentang makna kepribadian, beliau menyampaikan bahwa kepribadian adalah
sebuah pola unik seseorang dalam proses berpikir, merasakan dan
melakukan tindakan yang cenderung stabil dan terprediksi.
Kepribadian juga didefinisikan sebagai kecenderungan sejak lahir
(herediter) yang dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, sehingga
berpengaruh pada kejiwaan dan tindakannya dalam kehidupan. Hal ini
merupakan pandangan kepribadian dari Weller.Pendapat berikutnya datang dari ahli kepribadian bernama Allport, menurutnya kepribadian merupakan sebuah sistem psikofisis dalam diri seseorang yang bersifat dinamis, sehingga menimbulkan cara khas individu dalam menyesuaikan dirinya dalam lingkungan.
Pengertian lainnya datang dari David Krech & Richard S.
Cruthcfield yang menyatakan bahwa kepribadian merupakan sebuah
intergrasi dari karakter yang dimiliki seseorang dalam sebuah kesatuan
yang khas, sehingga seseorang tersebut dapat memodifikasi dan menentukan
penyesuaian diri. (dari lingkungan disekelilingnya yang selalu
berubah).
Baca juga:Adolf Heuken, S,J dan kawan-kawannya memberikan pandangan bahwa kepribadian berarti pola menyeluruh yang ada pada individeu, termasuk kemampuan, perbuatan dan kebiasannya. Juga termasuk aspek jasmani, mental, spiritual dan emosi.
Dari berbagai pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian memiliki inti-inti definisi sebagai berikut ini :
- Kepribadian adalah sebuah kesatuan yang terintegrasi, dimana terdiri dari aspek psikis dan fisik. Aspek psikis contohnya kecerdasan, sifat, tindakan, minat, cita-cita, bakat, pola pikir, idealisme dll. Sedangkan aspek fiisk meliputi bentuk tubuh, kesehatan jasmani dll.
- Kesatuan yang terintegrasi tersebut kemudian berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekeliling seseorang sehinga muncul pola tingkah laku atau perilaku yang khas seseorang.
- Kepribadian itu bersifat dinamis (dapat berubah-ubah), meskipun dalam tiap perubahan-perubahannya, seseorang memiliki pola yang sifatnya khas (tetap).
- Kepribadian dalam diri manusia diwujudkan dalam rangka pemenuhan tujuan yang ingin diraih oleh manusia tersebut.
- Kepribadian merupakan sesuatu yang berjangka lama. Artinya ia akan menggambarkan sifat seseorang dalam kurun waktu yang relatif lama.
- Kepribadian digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan perbedaan antar individu.
Menurut Alwisol, Untuk memahami ilmu kepribadian, ada beberapa konsep yang harus dipahami. Karena kepribadian merupakan interaksi yang melibatkan aspek-aspek karakter, temperamen, sifat-sifat, ciri dan kebiasaan. Berikut penjelasan singkatnya :
- Karakter (Character), Sebuah gambaran perilaku yang menunjukkan nilai-nilai (benar atau salah dan baik atau buruk) secara jelas (eksplisit) dan samar (implisit).
- Temperamen (Temperament), Sebuah kepribadian yang berhubungan dengan determinasi unsur biologis maupun fisiologis.
- Sifat-Sifat (Traits), kecenderungan respon yang sama terhadap rangsangan atau stimulasi yang senada. Sifat-sidat ini berlangsung dalam jangka waktu yang cenderung lama.
- Ciri (Type attribute), Hampir mirip dengan penejlasan sifat-sifat. Yang membedakan hanya dari sisi rangsangan atau stimulasi yang lebih terbatas.
- Kebiasaan (Habits), Adalah respon seseorang yang sama dan cenderung berulang-ulang untuk rangsangan / stimulus yang sama.
ads
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap KepribadianSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang dinamis atau cenderung dapat berubah-ubah, hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Perubahan kepribadian seseorang tidak dapat terjadi secara begitu saja, tapi dikarenakan hasil proses pengamatan, pengalaman, usia, intervensi dari luar (lingkungan sekitar – sosial budaya) maupun individu lain. Berikut faktor-faktornya :
- Pengalaman Awal, Freud menyatakan bahwa peran masa kecil (kanak-kanak) bahkan sejak lahir seperti trauma kelahiran adalah pengalaman yang sulit dilupakan dalam ingatan. Bisa jadi seseorang tidak ingat betul apa yang sudah terjadi pada dirinya waktu kecil, namun ternyata memeori tersebut bisa tersimpan di alam bawah sadar. (Baca : Teori Belajar dalam Psikologi)
- Lingkungan (Budaya), seseorang harus menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang dari kebudayaan yang berlaku dilingkungannya dalam pengembangan pola kepribadian dirinya.
- Kondisi Fisik, keadaan yang menimpa fisik seseorang seperti kelelahan, kekurangan gizi, penyakit tahunan, gangguan pada kelenjar endoktrin ke tiroid akan membuat seseorang merasakan perasaan negative pada dirinya. Misalnya saja, menjadi pemarah, hiperaktif atau bahkan depresi.
- Daya Tarik, jika sebuah lingkungan mengatakan bahwa seseorang memiliki daya Tarik tertentu. Hal ini akan membuat sikap sosial yang menguntungkan bagi seseorang yang dianggap menarik tersebut. Sehingga hal ini akan membentuk kepribadian tertentu pada orang tersebut. (Baca juga: Kepribadian Ganda)
- Kecerdasan, sering kali seseorang yang memiliki prestasi dalam hal kecerdasan akan mendapatkan penghargaan dan pujian dari banyak orang. Ada beberapa kasus yang memungkinkan seseorang menjadi sombong dan membuat orang yang berada dibawahnya merasa menjadi orang yang bodoh.
- Emosi, seseorang yang tidak stabil emosinya dan cenderung meledak-ledak, akan menjadikan individu tersebut sebagai orang yang murung dan kasar perangainya.
- Nama, sebuah nama ternyata dapat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Tergantung apakah asosiasi nama tersebut cenderung mengarah pada hal yang menyenangkan atau tidak. Misalnya saja sebutan dan julukan yang buruk akan menjadikan seseorang untuk berperilaku seperti namanya.
- Keberhasilan atau Kegagalan, Pribadi akan tumbuh dengan adanya fase keberhasilan dan kegagalan. Jika seseorang mendapatkan kesuksesan, maka hal ini akan berpengaruh kepada konsep yang ada dalam diri orang tersebut.
- Penerimaan Sosial, jika seseorang diterima dalam lingkungan sosialnya, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada kepribadiannya dikarenakan rasa kepercayaan diri yang dimilikinya.
- Lingkungan Keluarga, Sama seperti penerimaan sosial, atmosfer keluarga dimana seseorang tumbuh menjadi salah satu pilar dasar pembentukan kepribadian seseorang.
- Perubahan Fisik, perubahan fisik juga bisa menjadi salah satu faktor pembentukan kepribadian seseorang. Misalnya saja pertumbuhan usia manusia.
Usaha-Usaha Dalam Mempelajari Kepribadian Seseorang
Ada berbagai cara untuk dapat mempelajari kepribadian seseorang. Sejak dahulu, para ahli telah menggunakan bermacam cara mulai dari yang sifatnya tradisional (pendekatan non-ilmiah), maupun sifatnya modern (pendekatan ilmiah).
Berikut ini akan dipaparkan cara tradisional yang menggunakan pendekatan spekulatif (tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah). Pengetahuan ini dikenal juga sebagai pseudo science (ilmu semu), penjelasannya sebagai berikut :
- Chirologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui gurat atau garis tangan
- Astrologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui fenomena perbintangan atau benda angkasa, juga fenomena yang terjadi di alam yang berkaitan juga dengan tanggal kelahiran seseorang.
- Grafologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui bentuk-bentuk atau karakter tulisan tangan.
- Phisiognomi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui karakter bentuk wajah.
- Phrenologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia berdasarkan karakter bentuk tengkorak seseorang.
- Onychology, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia berdasarkan karakter bentuk kuku.
Sedangkan dalam pendekatan ilmiah, ilmu ini juga populer dengan tipologi. Secara pengertian, tipologi merupakan pengetahuan yang digunakan dalam mempelajari kepribadian manusia, dengan mengklasifikasikan manusia menjadi tipe tertentu. Penggolongan ini berdasarkan beberapa faktor diantaranya adalah karakter secara psikis, fisik, pengaruh budaya atau kebiasaan dsb.
- Tipologi Konstitusi (Fisik), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan aspek atau keadaan jasmaniah manusia tersebut (fisik luar dan organ dalam).
- Tipologi Temperamen (Psikis), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan karakter kejiwaannya.
- Tipologi Berdasarkan Nilai Kebudayaan (Kebiasaan), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai kebudayaan (system nilai). Spranger menggolongkannya dalam enam bidang : Pengetahuan, ekonomi, kesenian, keagamaan, kemasyarakatan dan politik.
Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi menurut Para Ahli
Berikut beberapa Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi menurut para ahli, diantaranya:
A. Tipe Kepribadian Manusia Menurut Hippocrates & Galenus
Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi pertama kali digaungkan pada tahun 460-370 Sebelum Masehi oleh Hipppocrates. Beliau memiliki pandangan bahwa alam semesta terdiri dari empat unsur (kering, basah, dingin dan panas). Dan keempat hal ini diyakini juga terdapat dalam diri manusia, yaitu :- Sifat kering (chole/empedu hitam).
- Sifat basah (melanchole/empedu hitam).
- Sifat dingin (plegma/lendir).
- Sifat panas (sanguis/darah).
1. Koleris
Individu yang memiliki kepribadian koleris cenderung mempunyai kemampuan Leadership atau jiwa memimpin yang bagus. Hal ini dikarenakan kepribadian ini mudah menentukan sebuah keputusan. Individu yang berkepribadian koleris mempunyai tujuan yang fokus untuk ke depannya juga selalu produktif dan dinamis.
Koleris juga merupakan pribadi yang suka
akan kebebasan dan akan selalu bekerja keras selama hidupnya. Namun,
sisi negatifnya, tipe kepribadian ini cenderung memerintah karena sifat
kepemimpinannya, tidak mudah untuk mengalah, sangat suka
dengan pertentangan, mudah tersulut emosi, tergesa – gesa, dan cenderung
keras kepala karena kemauannya yang keras.
Selain itu, tipe koleris merupakan pribadi yang bersemangat, optimis,
mandiri, visioner, memiliki kemauan keras, tegas, memiliki jiwa
kepemimpinan, dominan, cenderung ceroboh, sarkas dan dingin.2. Melankolis
Individu yang memiliki kepribadian melankolis cenderung analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak suka menjadi perhatian, serius, artistik, sensitif serta rela berkorban. Namun, tipe ini cenderung fokus pada cara atau proses ketimbang tujuan.
Individu dengan tipe melankolis pun kurang bisa menyuarakan opininya, cenderung melihat masalah dari sisi negatif, dan sering disebut anti sosial karena kemampuan bersosialisasi yang kurang baik. Dibalik itu semua, Banyak orang yang melankolis cenderung sukses menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.
3. Plegmatis
Tipe plegmatis merupakan pribadi yang selalu cinta damai dengan menjadi netral dalam segala kondisi konflik tanpa memihak kubu. Dalam kehidupan sosialnya, pribadi plegmatis cenderung senang berperan sebagai pendengar yang baik daripada berperan sebagai pelaku cerita.
Kemudian, Individu dengan tipe plegmatis memiliki selera humor yang bagus walau terkadang terdengar sarkatik (sifat humor yang menyinggung atau mengejek), Suka keteraturan, mudah bergaul, cenderung suka mencari jalan pintas.
Negatifnya, Individu dengan tipe koleris tidak suka dipaksa, cenderung menunda sesuatu hal dan tidak cepat tertarik terhadap hal-hal baru. Disamping itu, tipe plegmatis cenderung Objektif, emosinya stabil, sistematis, efisien, dapat diandalkan, tenang, kurang memiliki motivasi, egois, tidak tegas, penakut, suka khawatir, tidak mudah dipengaruhi, setia.
4. Sanguinis
Tipe ini cenderung memiliki sifat sedikit seperti anak-anak. Individu dengan tipe Sanguin kebanyakan tidak menemukan masalah dalam kehidupan sosialnya. Hal ini di karenakan sanguin sejatinya mudah bergaul dan akrab walau dengan orang yang baru dikenal. Kemudian, dibandingkan dengan tipe lain, individu dengan kepribadian Sanguin sangat suka bicara, dan mudah untuk mengikuti sebuah kelompok.
Di balik sisi positifnya, individu ini
cenderung agak sulit untuk fokus pada suatu hal, egois, pelupa, suka
terlambat, dan sering membesar – besarkan hal yang kecil. Sanguinis
banyak dinilai sebagai pribadi yang ramah, responsive, hangat, antusias,
dapat mencairkan suasana, suka bicara, kurang disiplin, pelupa.
Baca juga:B. Kepribadian Manusia Menurut Florence Littauer
Pada dasarnya penggolongan yang dilakukan Littauer dalam bukunya personality plus adalah penjabaran mendetail tentang kepribadian manusia berdasarkan teori Hippocrates dan Galenus. Bahwa seseorang berpeluang memiliki kepribadian campuran sebagai berikut :- Campuran Alami : Sanguinis-Koleris dan Melankolis-Plegmatis
- Campuran Pelengkap : Koleris-Melankolis dan Sanguinis-Plegmatis
- Campuran Berlawanan : Sanguinis-Melankolis dan Koleris-Plegmatis
C. Tipe Kepribadian Manusia Carl Gustav
Psikolog asal Swiss ini membagi dan menggolongkan kepribadian seseorang berdasarkan sikap natural individual mereka. Secara umum beliau membaginya ke dalam tiga golongan : Introvert, Ekstrovert dan Ambivert. Berikut penjelasannya :
1. Tipe Introvert
Carl Gustav mendefinisikan introvert sebagai sikap individu dengan
pandangan subjektif dalam setiap memahami dan memandang kehidupan.
Sehingga dalam kenyataanya, tipikal manusia yang memiliki karakter ini
lebih suka bekerja sendiri.
Mereka juga tampak pendiam karena memang
menyukai suasana tenang dan selalu berpikir kedalam diri (reflektif).
Intovert juga menggambarkan sebuah kepribadian orang yang selalu
berpikir secara analitis dan mendalam.
Bagi seorang introvert, suasana tanpa melibatkan interaksi yang
terlalu banyak bersama orang lain adalah sesuatu yang didambakan. Tidak
heran banyak yang beranggapan bahwa orang dengan kepribadian introvert
adalah orang yang kurang ramah.
2. Tipe Ekstrovert
Tipe ekstrovert merupakan inversi dari kepribadian introvert.
Seseorang dengan karakter ini menyukai hal-hal yang melibatkan orang
lain. Berada dalam komunitas dan aktivitas sosial merupakan hal yang
menyenangkan bagi orang ekstrovert.Individu ini biasanya dikenal sebagai pribadi yang supel dan komunikatif. Mereka juga membuka dirinya dengan mudah bercerita kepada orang lain. Mereka ini mampu beradaptasi dengan mudah.
3. Tipe Ambivert
Carl mengatakan bahwa tipe ambivert adalah gabungan antara karakter intovert dan ekstrovert. Orang dengan kepribadian ini seringkali disalahpahami sebagai orang yang mudah sekali berubah-ubah (pendiriannya).
Misalnya saja, seseorang dengan karakter
ambivert akan terlihat nyaman dengan keramaian, namun juga ia dapat
menemukan kesenangan dalam kesendiriannya. Ciri lainnya, mereka
terkadang tampil sebagai orang yang banyak bicara, dan di lain waktu
menunjukkan sikap yang pendiam. Ini dikarenakan tipe kepribadian
ambivert menyesuaikan dirinya dengan siapa mereka berinteraksi.
Jika mereka berhadapan dengan introvert, maka ia akan lebih aktif dan
komunikatif. Begitu juga sebaliknya jika mereka berhadapan dengan
ekstrovert, mereka cenderung memilih menjadi orang yang pasif.